Pengaruh Brand Storytelling dalam Pembentukan Brand Loyalty dan WOM pada Brand Socendate
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Perkembangan industri kosmetik di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan. Hal tersebut tergambar dari ekspor produk kosmetik Indonesia yang mencapai USD 600 juta, lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebesar USD 556,36 juta. Sampai tahun 2019, Indonesia tercatat memiliki 797 brand industri kosmetik besar dan industri kecil dan menengah (Larissa Huda, 2020). Oleh karena itu, industri kosmetik sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian, khususnya untuk brand Secondate, yaitu brand kosmetik lokal yang menggunakan metode brand storytelling dalam kegiatan marketing-nya. Brand storytelling sendiri merupakan salah satu metode terkuat untuk menarik perhatian konsumen (Mossberg dan Johansen, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh brand storytelling yang dapat mempengaruhi cognitive, sensory, dan affective associations yang kemudian berpengaruh pada brand love sebagai pembentukan brand loyalty dan word of mouth (WOM), khususnya untuk brand Secondate. Penelitian dilakukan secara kuantitatif melibatkan 249 responden yang merupakan konsumen Secondate, brand kosmetik lokal di Indonesia yang menggunakan teknik stortytelling dalam kegiatan aktivasi dan marketing-nya. Data yang didapatkan diuji menggunakan factor analysis dan structural equation model (SEM) di AMOS. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara brand storytelling terhadap brand associations: cognitive, sensory, dan affective associations, yang mempengaruhi brand love sebagai faktor pembentukan brand loyalty dan word of mouth.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright
Written application must be made to the Managing Editor for permission to reproduce any of the contents of the journal for use in other than course of instruction—e.g., inclusion in books of readings or in any other publications intended for general distribution. In consideration for the grant of permission by the journal in such instances, the applicant must notify the author(s) in writing of the intended use to be made of each reproduction. Normally, the journal will not access a charge for the waiver of copyright.
Except where otherwise noted in articles, the copyright of articles in the journal has been transferred to the KBI. Where the author(s) has (have) not transferred the copyright to the KBI, the applicant must seek a permission to reproduce (for all-purpose) directly from the author(s).