Pandemi Covid-19 masih menghantui kita. Gelombang kedua wabah dunia tidak kita inginkan, tapi ternyata tak terhindari oleh siapa pun dan negara mana pun. Kita seperti memasuki lautan bergelombang badai tak kunjung reda. Dalam kerja keras bertahan itu semakin biasa kita melihat habisnya tenaga, dan yang paling cepat membunuh adalah hilangnya harapan. Kesehatan tertatih, ekonomi tumbang. Menyeimbangkan keduanya menjadi pekerjaan rumah semua bangsa. Bagaimana menjadi penyintas teguh dalam sulitnya situasi pandemi? Bagaimana menyimpan titik-titik sinar harapan di mana pun untuk perjalanan ke darat keluar dari badai?